Rabu, 04 Juli 2012

Virtual Reality


Virtual Reality adalah teknologi yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh computer, suatu lingkungan sebenarnya ditiru atau benar – benar suatu lingkungan yang diciptakan sendiri. Umumnya virtual teknologi diciptakan sesuai dengan lingkungan sebenarnya. Jadi dalam pembuatan VR ini sangat memperhitungkan apa yang terjadi dengan kondisi yang berbeda beda. Ini dilakukan agar VR bisa menyerupai kondisi aslinya sehingga membuat user merasa berada dilingkungan sesungguhnya.
Teknologi ini mampu menjadikan orang yang merasakan dunia maya tersebut terkecoh dan yakin bahwa yang dialaminya adalah nyata. Sejak beberapa tahun lalu, kata "immersive'' [tenggelam] telah mulai digunakan di depan istilah "virtual reality"[kenyataan maya], yang mencerminkan keadaan bahwa mereka yang menyaksikan kenyataan maya benar-benar tenggelam dalam apa yang sedang mereka al ami. Penjelasan dari sistem dunia maya ini didasarkan pada panca indra manusia. Misalnya, ketika pengguna sistem dunia maya memakai sarung tangan khusus, perangkat di dalam sarung tangan tersebut mengalirkan sinyal -sinyal ke ujung-ujung jari. Ketika sinyal-sinyal ini diteruskan ke dan ditafsirkan oleh otak, pengguna tersebut merasakan bahwa dirinya sedang menyentuh kain sutra atau vas bunga yang penuh hiasan, lengkap dengan seluruh pernak pernik pada permukaannya, meskipun benda semacam itu pada kenyataannya tidak ada di sekitarnya. Salah satu penerapan terpenting dari dunia maya adalah di bidang kedokteran. Universitas Michigan telah mengembangkan suatu teknologi untuk melatih para pembantu dokter, khususnya para karyawan di ruang gawat darurat untuk melatih ketrampi lan mereka di sebuah laboratorium dunia maya. Di sini, gambaran lingkungan sekitar diciptakan dengan memunculkan rincian seluk beluk sebuah ruang operasi pada lantai, dinding, dan langit-langit dari sebuah ruangan.
Untuk mewujudkan suasana yang nyata, virtual reaity menggunakan beberapa peralatan yaitu :
1.      Glove
2.      Headset
3.      Walker



Konsep kerja teknologi VR adalah pemakai melihat suatu dunia semu yang sebenarnya adalah gambar-gambar bersifat dinamis. Melalui Headphone atau speaker, pendengar akan mendengar suara yang realistis. Melalui headset, glove, dan walker, semua gerakan pemakai dipantau oleh sistem dan sistem akan memberikan reaksi yang sesuai sehingga pemakai seolah-olah merasakan pada situasi yang nyata, baik secara fisik maupun psikologis.
Syarat yang harus ada pada Virtual Reality :
  • Gambar / grafis / penglihatan 3D yang nyata menurut perspektif penglihatan pengguna.
  • Kemampuan untuk mendeteksi gerakan-gerakan pengguna, seperti gerakan kepala dan arah bola mata, untuk menyesuaikan grafis yang dihasilkan supaya menyesuaikan perubahan dunia 3D nya.
Saat berada dalam Virtual Reality, pengguna akan merasa melebur seolah menyatu dengan dunianya, dan bisa berinteraksi dengan objek-objek yang ada disana. Hal ini disebut telepresence.
Efek yang kerap ditimbulkan adalah pemakai kerap mengalami gangguan yang disebut cybersickness. Penderita gangguan ini akan merasa ketegangan mata dan bahkan disertai rasa pusing. Tekadang penderita secara psikologis masih terbawa pada suasana semu walaupun sebenernya penderita sudah kembali ke dunia nyata.

Sumber :
http://blog.augmentedreality.co.id/2010/10/20/augmented-reality-vs-virtual-reality/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar