Virtual Reality adalah
teknologi yang memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan
yang disimulasikan oleh computer, suatu lingkungan sebenarnya ditiru atau benar
– benar suatu lingkungan yang diciptakan sendiri. Umumnya virtual teknologi
diciptakan sesuai dengan lingkungan sebenarnya. Jadi dalam pembuatan VR ini
sangat memperhitungkan apa yang terjadi dengan kondisi yang berbeda beda. Ini
dilakukan agar VR bisa menyerupai kondisi aslinya sehingga membuat user merasa
berada dilingkungan sesungguhnya.
Teknologi ini mampu menjadikan orang yang
merasakan dunia maya tersebut terkecoh dan yakin bahwa yang dialaminya adalah
nyata. Sejak beberapa tahun lalu, kata "immersive'' [tenggelam]
telah mulai digunakan di depan istilah "virtual reality"[kenyataan
maya], yang mencerminkan keadaan bahwa mereka yang menyaksikan kenyataan maya
benar-benar tenggelam dalam apa yang sedang mereka al ami. Penjelasan dari
sistem dunia maya ini didasarkan pada panca indra manusia. Misalnya, ketika
pengguna sistem dunia maya memakai sarung tangan khusus, perangkat di dalam
sarung tangan tersebut mengalirkan sinyal -sinyal ke ujung-ujung jari. Ketika
sinyal-sinyal ini diteruskan ke dan ditafsirkan oleh otak, pengguna tersebut
merasakan bahwa dirinya sedang menyentuh kain sutra atau vas bunga yang penuh
hiasan, lengkap dengan seluruh pernak pernik pada permukaannya, meskipun benda
semacam itu pada kenyataannya tidak ada di sekitarnya. Salah satu penerapan
terpenting dari dunia maya adalah di bidang kedokteran. Universitas Michigan
telah mengembangkan suatu teknologi untuk melatih para pembantu dokter,
khususnya para karyawan di ruang gawat darurat untuk melatih ketrampi lan
mereka di sebuah laboratorium dunia maya. Di sini, gambaran lingkungan sekitar
diciptakan dengan memunculkan rincian seluk beluk sebuah ruang operasi pada
lantai, dinding, dan langit-langit dari sebuah ruangan.
Untuk mewujudkan suasana yang nyata, virtual reaity menggunakan
beberapa peralatan yaitu :
1.
Glove
2.
Headset
3.
Walker
Konsep kerja teknologi
VR adalah pemakai melihat suatu dunia semu yang sebenarnya adalah
gambar-gambar bersifat dinamis. Melalui Headphone atau speaker, pendengar akan
mendengar suara yang realistis. Melalui headset, glove, dan walker, semua
gerakan pemakai dipantau oleh sistem dan sistem akan memberikan reaksi yang
sesuai sehingga pemakai seolah-olah merasakan pada situasi yang nyata, baik
secara fisik maupun psikologis.
Syarat yang harus ada pada Virtual Reality :
- Gambar / grafis / penglihatan 3D yang nyata menurut
perspektif penglihatan pengguna.
- Kemampuan untuk mendeteksi gerakan-gerakan pengguna,
seperti gerakan kepala dan arah bola mata, untuk menyesuaikan grafis yang
dihasilkan supaya menyesuaikan perubahan dunia 3D nya.
Saat berada dalam Virtual Reality, pengguna
akan merasa melebur seolah menyatu dengan dunianya, dan bisa berinteraksi
dengan objek-objek yang ada disana. Hal ini disebut telepresence.
Efek yang
kerap ditimbulkan adalah pemakai kerap mengalami gangguan yang disebut
cybersickness. Penderita gangguan ini akan merasa ketegangan mata dan bahkan
disertai rasa pusing. Tekadang penderita secara psikologis masih terbawa pada
suasana semu walaupun sebenernya penderita sudah kembali ke dunia nyata.
Sumber :
http://blog.augmentedreality.co.id/2010/10/20/augmented-reality-vs-virtual-reality/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar